Thursday, May 10, 2012

Teori belajar kognitivisme dan implikasinya dalam pendidikan - Psikologi Pendidikan




DisusunOleh
KelompokIX
Abu Yasid
Ahmad Muflih
Dwi Oktaviani
Fitriyani
PENDIDIKANBAHASA INGGRIS I & II
FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah“Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti.Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, danpenggunaan pengetahuan. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilahkognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia /satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiapperilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasukkejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak)dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa alirankognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi,yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku ituterjadi.
B. Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaksud dengan Teori Kognitivisme?
B. Bagaimanakah Pandangan Teori Kognitivisme terhadapBelajar Mengajar dan Pembelajaran?
C. Bagaimanakah Impilkasi Teori Kognitivisme dalam Pendidikan?



BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Kognitivisme
a. Pengertian Teori Kognitivisme
Teorikognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisiadalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat,menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisimenunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa prosesbelajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisiseseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripadahasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antarastimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yangsangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahanpersepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisadiamati.Dari beberapa teori belajar kognitif diatas (khusunya tiga dipenjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuah sintesis bahwa masing masingteori memiliki kelebihan dan kelemahan jika diterapkan dalam dunia pendidikanjuga pembelajaran. Jika keseluruhan teori diatas memiliki kesamaan yangsama-sama dalam ranah psikologi kognitif, maka disisi lain juga memilikiperbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan. Sebagai misal, Teoribermakna ausubel dan discovery Learningnya bruner memiliki sisi pembeda. Darisudut pandang Teori belajar Bermakna Ausubel memandang bahwa justeru ada bahayajika siswa yang kurang mahir dalam suatu hal mendapat penanganan dengan teoribelajar discoveri, karena siswa cenderung diberi kebebasan untuk mengkonstruksisendiri pemahaman tentang segala sesuatu. Oleh karenanya menurut teori belajarBermakna guru tetap berfungsi sentral sebatas membantu mengkoordinasikanpengalaman-pengalaman yang hendak diterima oleh siswa namun tetap dengankoridor pembelajaran yang bermakna. Dari poin diatas dapat pemakalah ambilgaris tengah bahwa beberapa teori belajar kognitif diatas, meskipun sama-samamengedepankan proses berpikir, tidak serta merta dapat diaplikasikan padakonteks pembelajaran secara menyeluruh. Terlebih untuk menyesuaikan teoribelajar kognitif ini dengan kompleksitas proses dan sistem pembelajaransekarang maka harus benar-benar diperhatikan antara karakter masing-masingteori dan kemudian disesuakan dengan tingkatan pendidikan maupun karakteristikpeserta didiknya.
b. Ciri-ciriAliran Kognitivisme
· Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
· Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
· Mementingkn peranan kognitif
· Mementingkan kondisi waktu sekarang
· Mementingkan pembentukan struktur kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalambelajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk reppresentatif yang mewakiliobyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorangmelalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yangbersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya selamamengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri.Tampat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapatdiabawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu. Padawaktu itu sedang bercerita, tetapi semulanya tanggapan-tanggapan, gagasan dantanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yangmendengarkan ceritanya.

c. Tokoh – Tokoh Teori Kognitivisme
· JeanPiaget, teorinya disebut “Cognitive Developmental”
Dalamteorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual danfungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Dalam teorinya, Piagetmemandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsiintelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah ahli psikologdevelopmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap perkembangan pribadiserta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. MenurutPiaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemapuan mental yangsebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah tidak kuantitatif,melainkan kualitatif. Dengan kata lain, daya berpikir atau kekuatan mental anakyang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.Menurut Suhaidi JeanPiaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap:
Tahapsensory – motor,yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun, Tahap inidiidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana.
Tahappre – operational,yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahap inidiidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telahdapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak.
Tahapconcrete – operational,yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan anak sudah mulaimenggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkandiri pada karakteristik perseptual pasif. 4. Tahap formal – operational, yakniperkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Ciri pokok tahapyang terahir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis denganmenggunakan pola pikir “kemungkinan”. Dalam pandangan Piaget, proses adaptasiseseorang dengan lingkungannya terjadi secara simultan melalui dua bentukproses, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi jika pengetahuan baru yangditerima seseorang cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorangtersebut. Sebaliknya, akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telahdimiliki seseorang harus direkonstruksi/di kode ulang disesuaikan denganinformasi yang baru diterima.Dalam teori perkembangan kognitif ini Piaget jugamenekankan pentingnya penyeimbangan (equilibrasi) agar seseorang dapat terusmengembangkan dan menambah pengetahuan sekaligus menjaga stabilitas mentalnya. Equilibrasiini dapat dimaknai sebagai sebuah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasisehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya.Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menujuequilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

· Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.
Berbeda dengan Piaget, Burner melihatperkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner,perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan,terutama bahasa yang biasanya digunakan.
Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidakusah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang pentingbahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Denganlain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalanmengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkatperkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikanadalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulaidari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkapperkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner iniadalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitifkemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).
· Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel
Yang memandang bahwa Proses belajar terjadijika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuanbaru yang dimana Proses belajar terjadi melaui tahap-tahap:
1). Memperhatikan stimulus yang diberikan
2). Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakaninformasi yang sudah dipahami.
Menurut Ausubel siswa akan belajar denganbaik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan denganbaik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akanmempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalahkonsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akandipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu :Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari.Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari danyang akan dipelajari. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secaralebih mudah.

B. Pandangan Teori Kognitivisme terhadap BelajarMengajar dan Pembelajaran

Teori kognitif adalah teori yangumumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis ataumental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan,menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentangpengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena adavariabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitivlebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajartidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itubelajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalahperubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selaluberbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.Dari beberapa teori belajarkognitif diatas (khusunya tiga di penjelasan awal) dapat pemakalah ambil sebuahsintesis bahwa masing masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan jikaditerapkan dalam dunia pendidikan juga pembelajaran. Jika keseluruhan teoridiatas memiliki kesamaan yang sama-sama dalam ranah psikologi kognitif, makadisisi lain juga memiliki perbedaan jika diaplikasikan dalam proses pendidikan.Sebagai misal,
Teori bermakna ausubel dan discoveryLearningnya bruner memiliki sisi pembeda. Dari sudut pandang Teori belajarBermakna Ausubel memandang bahwa justru ada bahaya jika siswa yang kurang mahirdalam suatu hal mendapat penanganan dengan teori belajar discoveri, karenasiswa cenderung diberi kebebasan untuk mengkonstruksi sendiri pemahaman tentangsegala sesuatu. Oleh karenanya menurut teori belajar Bermakna guru tetap berfungsisentral sebatas membantu mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman yang hendakditerima oleh siswa namun tetap dengan koridor pembelajaran yang bermakna. Daripoin diatas dapat pemakalah ambil garis tengah bahwa beberapa teori belajarkognitif diatas, meskipun sama-sama mengedepankan proses berpikir, tidak sertamerta dapat diaplikasikan pada konteks pembelajaran secara menyeluruh. Terlebihuntuk menyesuaikan teori belajar kognitif ini dengan kompleksitas proses dansistem pembelajaran sekarang maka harus benar-benar diperhatikan antarakarakter masing-masing teori dan kemudian disesuakan dengan tingkatanpendidikan maupun karakteristik peserta didiknya.
C. Implikasi Teori Kognitivistik dalam Dunia Pendidikan
Adapun Impilikasi Teori Kognitivisme dalamdunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai denganTeori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:
· Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalampembelajaran adalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda denganorang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yangsesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabiladapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapatberinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anakhendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajarsesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberipeluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
· Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran :
Menghadapkan anak pada suatu situasi yangmembingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita diluar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan denganpengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembalistruktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalambenaknya.

· Impilkasi Teori Bermakna Ausubel
Implikasinyadalam pembelajaran adalah seorang pendidik,, mereka harus dapat memahamibagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akandapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang merekadengar ataupun mereka tangkap.
Dandari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi yangberbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada bagaimanamemahami struktur kognitif siswa.











BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori kognitif adalah teori yangumumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis ataumental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan,menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentangpengenalan. Adapun teori yang tekenal antara lain:
· JeanPiaget, teorinya disebut “Cognitive Developmental” yang Dalamteorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual darifungsi intelektual dari konkret menuju abstrak,
· Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner,yang dimana Burner memandang perkembangan kognitif manusia berkaitan dengankebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhioleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.
· Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel,yang mengatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannyadidefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa(advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuanbelajar siswa.




DAFTARPUSTAKA
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/12/01/teori-kognitif/ (diakses pada hari Kamis, tanggal 16/2/2012)
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme/ (diakses pada hari Kamis, tanggal 16/2/2012)
http://kreasimudaunisi.blogspot.com/2010/11/teori-kognitivisme.html (diakses pada hari Kamis, tanggal 16/2/2012)



Artikel Terkait

Teori belajar kognitivisme dan implikasinya dalam pendidikan - Psikologi Pendidikan
4/ 5
Oleh

Berlangganun

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

2 comments

March 20, 2014 at 10:44 PM delete

Thnk y infona .. oy ini website saya : progressive-edu.com semoga kita bsa sling sharing n mengnjungi trmksh

Reply
avatar
March 20, 2014 at 10:46 PM delete


Thnka y infona. oy ini website saya http://progressive-edu.com/ . semoga kita bsa saling sharing n mngnjungi

Reply
avatar