Wednesday, August 28, 2013

Ini dia alasan fakultas tarbiyah tetap dengan sistem SKS paketnya

Ini dia alasan fakultas tarbiyah tetap dengan sistem SKS paketnya

Tidak lama lagi masa pembayaran spp dan krs akan berakhir. ya sejak artikel ini ditulis berarti 3 hari lagi masa pembayaran spp akan berakhir. Tepat senin sore 27/8 lalu, saya sengaja sempatin diri berkunjung ke siaka fakultas yang saat itu sangat rame oleh maba yang urus krs , mahasiswa lama yang pengen wisuda, dan beberapa mahasiswa yang bermasalah dengan nilai dan portalnya. Seusai orang2 berkepentingan mulai lenyap dari siaka, sayapun ambil kesempatan mewawancarai salah satu staf siaka fakultas yang akrab dipanggil ka alim. Ada banyak hal yang sempat kami bincangkan, berikut dah saya kasi listnya

-          Mengapa sich fakultas tarbiyah masih tetap dengan sistem paketnya
-          Parah!! banyak calo pasang tarif 25rb buat pengurusan krs maba
-          Isi krs di luar Siaka, dipastikan banyak maba yang salah karena tidak mengerti
-          Harus ngak sich ngumpul KRS di akademik?
-          Walaupun sistem paket, FTK tetap ikut sistem yang berlaku
-          Mahasiswa yang yang sks maksimumnya tidak mecapai standar sks paket semester.
-          Banyak topik lagi

Dari sekian banyak topik tersebut, ngak etis klo dibahas dalam satu artikel ini. Sory tulisan kali ini agak lepas sehubungan kondisi malam yang semakin dini, dan bila tulisan ini saya tunda ke hari berikutnya, maka jauh kemungkinan artikel ini akan terbit.. soalnya akan banyak topik yang bakalan buat saya lupa akan artikel ini.
Bact to the main point. Kenapa sich FakTar masih eksis dengan sistem paketnya. singkat kata, faktar itu adalah fakultas terbesar di kampus kita dengan jumlah mahasiswa terbesar pula. Namun jika dilihat dari jumlah mahasiswanya yang sangat banyak, faktar masih memiliki jumlah dosen yang sangat terbatas, jumlah dosen LBpun masih sangat banyak, selain itu jumlah ruang kelaspun sangat terbatas, saking terbatasnya mahasiswa lama terpaksa di drop di kampus 1 sehingga sangat tidak mendukung untuk pelaksanaan sistem belanja, diamana pada sistem yang ideal jumlah maksimal dalam satu kelas skitar 25-30an (inilah yang biasanya berlaku di sistem belanja). Jadi inti sebenarnya sich dimasalah ruangan, tentunya jika ruangan banyak maka otomatis jumlah dosenpun akan jadi banyak juga. Jadi dalam hal ini faktar memang belum siap untuk sistem belanja

Harus ngak sich ngumpuling krs ke akademik seperti layaknya di fakultas yang menganut sistem belanja sks?
Jika ditanya apaan sich krs?
Mungkin semua akan menjawab ya kartu rencana studi.

Dilihat dari namanya sich krs ini sudah mulai ngak jaman, soalnya beberapa kampus sudah menghilangkan yang namanya pengumpulan krs (fisik) jadi cukup melakukan pengisian online, beress deh urusan, bahkan semuanya cukup dilakukan secara online jadi ngak ada lagi yang namanya kertas kartu segala macam. Nah Fungsi krs selain untuk merencanakan mata kuliah, ada juga fungsi utama yang ngak kalah penting untuk diketahui,  ini dia yang mungkin banyak yang tidak tahu.

Di sistem belanja sks, KRS sangat diperhatikan oleh pihak akademik, dalam hal ini bagian akademik/jurusan akan merujuk ke krs fisik mahasiswa untuk validasi data, sehingga dalam mencetak absen perkuliahan, KRS (fisik) menjadi rujukan utama. Mahasiswa yang tidak kumpul KRS sudah tentu tidak ada namanya di absen.

Bagaiamana dengan proses cetak absen di Tarbiyah.
Beda halnya dengan fakultas tarbiyah yang sampai saat ini masih pake sistem paket yang sebenarnya tidak harus isi KRS karena semua Rencana Studi mahasiswanya sudah ditentukan pihak akademik fakultas/jurusan.

Nah proses cetak absen di tarbiyah tidak lagi merujuk ke KRS fisik mahasiswa, melainkan langsung dari database dari portal online, kemudian dicetak. jadi mahasiswa tarbiyah yang tidak tercantum namanya di absen adalah mereka yang tidak isi krs online di portal, bukan mereka yang tidak kumpul KRS di jurusan atau di akademik, lagi-lagi karena tidak adanya data mereka di portal.

INI Terjadi

Bukti Konkrit ne, pada TA 2012-2013 lalu di FAKTAR ada 3 orang dengan kasus berbeda

Ada satu teman yang isi krs online kemudian di kumpul di akademik.
satu teman Cuma isi krs online dan tidak kumpul krsnya di akademik
satunya lagi tidak sama sekali
nah ternyata setelah absen jadi. Hanya teman ke-3 yang tidak ada namanya di absen.

Dari sini dapat disimpulkan isi krs online adalah keharusan sedangkan pengumpulan krs di akademik tidak ada pengaruhnya terhadap absen.

Terlepas dari semua itu, perlu diketahui pihak akademik tidak semerta-merta mengharuskan kumpul krs ke akademik tanpa alasan.
Pihak akademik mengharuskan pengurusan dan pengumpulan krs agar supaya komunikasi antara mahasiswa dan Penasehat Akademik (PA) terjalin baik, berawal dari keprihatinan di masa lalu bahwa banyak mahasiswa yang tidak mengenal PAnya hingga mereka tamat.

PA itu sangat penting
Mahasiswa itu manusia dewasa yang tentunya dewasa juga dalam memilih sikap, namun sedewasa apapun seseorang, tetap saja orang tersebut membutuhkan nasehat dari seorang yang sudah berpengalaman. Di sisi lain memang masih banyak mahasiswa yang belum dewasa dalam bersikap, masih bayak teman2 mahasiswa yang kuliahnya kadang hadir, kadang tidak. Dan kalaupun hadir dia tidak tahu mata kuliah apa yang sedang ia pelajari (teman saya), keberadaannya bagaikan ketiadaanya.. ya kasiankan, merugikan diri sendiri dan juga orang tuanya yang dirumah sudah susah payah cari rezeki untuk biaya spp anaknya. 

Nah PA inilah yang dapat membantu menyelesaikan masalah mereka khususnya yang berkaitan dengan akademik.
Jadi menurut bagian akademik kumpul KRS masihlah penting, agar komunikasi dengan PA tetap harmonis.

Artikel Terkait

Ini dia alasan fakultas tarbiyah tetap dengan sistem SKS paketnya
4/ 5
Oleh

Berlangganun

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

2 comments