Mata Kuliah
: Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Umi Kusyairy,S.Psi,M.A
Tugas : Kelompok VII
MANAJEMEN LINGKUNGAN
PEMBELAJARAN
(SEKOLAH ALAM DAN SEKOLAH
BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY)
TERHADAP PENDIDIKAN
MAM
Oleh :
Kelompok
VII
HASLINDAH.L
FADHEL MUSLAINI
ANDI WINDA SRI LESTARI
Pendidikan
Bahasa Inggris
Fakultas
Tarbiyah dan keguruan
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Manajemen Lingkungan
Pembelajaran (Sekolah Alam dan Sekolah Berbasis Information Technology) Terhadap
Pendidikan.”
Kami sebagai penulis dalam penyusunan makalah ini telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia
biasa, kami tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan.
Tanpa adanya
bimbingan dari dosen dan beberapa teman-teman yang memberikan kami berbagai masukan
yang bermanfaat bagi kami dalam menyusun makalah, maka makalah ini tidak akan dapat terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, kami mengucapakan terima kasih kepada semua saudara
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi
kelancaran penyusunan makalah ini dengan baik sebagaimana mestinya.
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga bermanfaat
bagi kami, terkhusus pada pembaca. Kami mengharapkan saran serta kritik dari
berbagai pihak yang bersifat membangun untuk kami agar nantinya dapat
dipertimbangkan untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Makassar,
05 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan……………………………………………………
A.
Latar Belakang…………………………………………………….
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………
C.
Tujuan Masalah
Bab II Pembahasan…………….……………………………………………
A. Pengertian penilaian (Evaluasi)………………………………….
B. Macam – macam penilaian (Evaluasi)………………………………………..…
C. Fungsi penilaian ( Evaluasi )………………………………………………........
D. Tujuan penilaian ( Evaluasi )…………………………………...........................
Bab III Penutup………………………………………………………………………....
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………..…...
Daftar Pustaka………………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap proses di mana seseorang mem-peroleh
pengetahuan (knowledge acqui-sition), mengembangkan kemampuan/keterampilan
(skills developments) sikap atau mengubah sikap ( attitute change ) harus
melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses trans-formasi anak
didik agar mencapai hal _hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang
diikutinya. Yang nantinya akan di aplikasikan ke pada masyarakat.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa lingkungan
pembelajaran pada lingkungan sekolah dan lingkungan teknologi sudah tidak asing
lagi terdengar di kehidupan masyarakat. Keduanya memiliki perspektif yang
berbeda-beda, begitupun pula tingkah laku dan pengaplikasiannya. Yang di mana
pada sekolah alam lebih berfokus atau lebih banyak mempelajari tentang
lingkungan alam yang ada di sekitarnya.
Sedangkan pada sekolah berbasis teknologi lebih banyak pengaplikasiannya
terhadap teknologi.
Maka dari itu,
dalam makalah ini akan di bahas lebih terperinci tentang “Manajemen Lingkungan Pembelajaran
(Sekolah Alam dan Sekolah Berbasis Information Technology) Terhadap Pendidikan.”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari manajemen
lingkungan pembelajaran ?
2.
Fungsi manajemen terhadap
pendidikan?
3. Apakah yang
di maksud dengan sekolah alam dan sekolah information technology?
4. Apakah prinsip-prinsip manajemen lingkungan terhadap pendidikan?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian manajemen
lingkungan pembelajaran
2.
Mengetahui fungsi dari manajemen
3.
Membandingkan antara sekolah alam
dengan sekolah information technology
4.
Mengetahui prinsip-prinsip
manajemen pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Lingkungan Pembelajaran
Manajemen
adalah mengatur lingkungan untuk proses pembelajaran dan menjaga serta
mengembangkan perilaku dan keterlibatan siswa yang sesuai dengan isi pelajaran.
Sedangkang lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam
kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena
itu, lingkungan belajar di sini punya dua arti, yang pertama menunjuk pada arti
lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat terjadinya
proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan
non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang
diciptakan oleh guru melalui penataan tugas-tugas gerak yang harus dilakukan
oleh anak maupun melalui pemilihan strategi serta gaya mengajar.
Manajemen
penataan lingkungan belajar dengan prinsip manajemen berarti mengikuti minimal
tiga fungsi manajemen, yaitu yang berkaitan dengan perencanaan (sebelum
berlangsungnya pembelajaran), pelaksanaan (pada saat pembelajaran berlangsung),
dan evaluasi (ketika pelajaran berakhir). Selama fase perencanaan, guru
membangun dan melatih secara mental rencana-rencana manajemen. Selama fase
pelaksanaan guru menciptakan suasana yang mendukung terjadinya pembelajaran.
Pada saat yang sama, fase ini merupakan implementasi dari rencana manajemen,
agar siswa melatihnya seperti mereka melatih keterampilan gerak. Akhirnya, guru
mengevaluasi rencana untuk menentukan keseluruhan efektivitasnya. manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal
B. Fungsi Manajement Lingkungan Terhadap Pendidikan
1.
Perencanaan
(planning)
Perencanaan tidak lain merupakan
kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Arti penting perencanaan adalah
memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat
diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
Manfaat perencanaan:
a. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan
b. membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama
c. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
g. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
h. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
i.
menghemat
waktu, usaha dan dana.
2.
Pengorganisasian
(organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Jadi pengorganisasian
merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3.
Pelaksanaan
(actuating)
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
4.
Pengawasan (controlling)
Pengawasan
(controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai
fungsi pengawasan. Dalam hal ini, pengawasan sebagai suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dengan
demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling
berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga
menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses
manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi
manajemen.
C. Lingkungan Pembelajaran Sekolah Alam Dan Sekolah
Berbasis Informasi Information Technology
1. Sekolah Alam
Sekolah alam adalah sekolah yang berfokus pada keadaan alam yang menawarkan
pendidikan yang ramah lingkungan dan menghargai potensi individu berkembang
pesat serta diminati masyarakat. Di sekolah alam pendidikan tidak hanya
berfokus pada kemampuan akademik anak. Sekolah alam adalah salah satu bentuk
pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai
pembelajaran siswa. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan
metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam
terbuka.
Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak
menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman.
Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih
bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Penggunaan alam sebagai media
belajar menurut psikolog diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi lebih aware
dengan lingkungannya dan tahu aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak
hanya sebatas teori saja. Sekolah Alam berusaha menciptakan suasana belajar
mengajar yang menyenangkan, dimana atmosfer belajar tidak menegangkan,
komunikasi antara guru dan siswa juga hangat dan juga mementingkan pada active
learning dimana siswa tidak berfokus pada buku-buku pelajaran saja tapi
mengalami langsung apa yang mereka pelajari, bisa lewat percobaan, observasi
dan lain sebagainya. Pengajaran ini diharapkan tidak sekedar perubahan sistem,
metoda dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan
mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri. sekolah
alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif,
berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang
positif.
Dalam pentas
budaya global dan era keterbukaan informasi sudah sewajarnya sekolah di
Pedesaan harus dapat mengakses keterbukaan informasi ini, tentunya dengan
terlebih dahulu menyaring, mengelola dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan
keperluan masing-masing sekolah dengan tidak melupakan budaya-budaya lokal di
tiap lingkungan di mana sekolah itu berada. Pendek kata, Sekolah Pedesaan Alam
Berbasis Kearifan dan Budaya Lokal yang melek Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
2. Sekolah Berbasis Information Technology
Penggunaan teknologi di sekolah
tidak dapat dihindari selain dikarenakan dengan kemajuan jaman yang
mengharuskan sekolah untuk berinovasi, juga dikarenakan tanggung jawab yang
besar terhadap masyarakat. Tanggung jawab itu meliputi, membantu
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan
penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Tapi kondisinya sekolah sering mendapat sorotan dan
kecaman yang tajam dan dicap sebagai tempat yang membosankan, tak relevan.
Sekolah dianggap angkuh, tak menghiraukan kemampuan siswa dalam belajar.
Banyak kritik itu dikarenakan oleh strategi mengajar
yang tidak serasi, yang tidak menggunakan alat serta sumber belajar mengajar
secara kreatif. Sekolah terlampau dikuasai oleh metode ceramah dimana guru
sebagai sumber ilmu utama. Kurang optimalnya penggunaan teknologi dalam
pembelajaran berdampak proses belajar mengajar kurang menarik, hanya karena
tirani angka-angka memaksa siswa di dalam kelas. Ketersediaan
media pembelajaran yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar
dan mengajar yang tentunya akan berimbas motivasi belajar pun akan berkurang.
D. Prinsip-prinsip Manajemen Lingkungan Terhadap Pendidikan
1. Division of
work
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap
masyarakat. Bila masyarakat berkembang maka bertambah pula
organisasi-organisasi baru menggantikan organisasi-organisasi lama. Tujuan
daripada pembagian kerja adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan
lebih baik dengan usaha yang sama.
2. Authority and Responsibility
Authority (wewenang) adalah hak memberi instruksi-instruksi
dan kekuasaan meminta kepatuhan.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan
fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang pejabat dan agar dapat
dilaksanakan, authority (wewenang) harus diberikan kepadanya.
3. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni melakukan
apa yang sudah disetujui bersama antara pemimpin dengan para pekerja, baik
persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau
kebiasaan-kebiasaan.
4. Unity of command
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus menerima
instruksi-instruksi dari seorang atasan saja. Bila hal ini dilanggar, wewenang
(authority) berarti dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan
stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan melaksanakan instruksi yang
sifatnya dualistis.
5. Unity of direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : “one head and one
plan for a group of activities having the same objective”, yang merupakan
persyaratan penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi dan kekuatan dan
memfokuskan usaha.
6. Subordination of
individual interest to general interest
Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang pegawai tidak
boleh di atas kepentingan perusahaan, bahwa kepentingan rumah tangga harus
lebih dahulu daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa kepentingan
negara harus didahulukan dari kepentingan warga negara dan kepentingan kelompok
masyarakat.
7. Remuneration of
Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada layanan yang
diberikan dan harus adil. Tingkat gaji dipengaruhi oleh biaya hidup, permintaan
dan penawaran tenaga kerja. Di samping itu agar pemimpin memperhatikan
kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun luar pekerjaan.
8.
Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah masalah
pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi kecil sentralisasi dapat diterapkan,
akan tetapi pada organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.
9. Scalar chain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada atasan
bermula dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah.
10. Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus dipegang
yaitu, suatu tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya
masing-masing.
11. Equity
Untuk merangsang pegawai melaksanakan tugasnya dengan
kesungguhan dan kesetiaan, mereka harus diperlakukan dengan ramah dan keadilan.
Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan menghasilkan equity.
12. Stability Of
Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa pada suatu
pekerjaan baru dan agar berhasil dalam mengerjakannya dengan baik.
13. Initiative
Memikirkan sebuah rencana dan meyakinkan keberhasilannya
merupakan pengalaman yang memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir
ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang disebut inisiatif.
14. Ecsprit de Corps
Persatuan adalah kekuatan”. Para pemimpin perusahaan harus
berbuat banyak untuk merealisir pembahasan itu.
E.
Manajemen Komponen-Komponen Terhadap Pendidikan
1. Manajemen Kesiswaaan
Penerimaan
siswa baru pada sekolah inklusi hendaknya memberi kesempatan dan peluang kepada
anak luar biasa untuk dapat diterima dan mengikuti pendidikan di sekolah
inklusi terdekat. Untuk tahap awal, agar memudahkan pengelolaan kelas,
seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi tidak lebih dari 2 (dua) jenis anak
luar biasa, dan jumlah keduanya tidak lebih dari 5 (lima) anak.
Manajemen
ini bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan
belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan lencar, tertib, dan teratur, serta
mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen
kesiswaan meliputi antara lain: (1) Penerimaan Siswa Baru; (2) Program
Bimbingan dan Penyuluhan; (3) Pengelompokan Belajar Siswa; (4) Kehadiran Siswa;
(5) Mutasi Siswa; (6) Papan Statistik Siswa; (7) Buku Induk Siswa.
3.
Manajemen Kurikulum
Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan kurikulum muatan
local. Kurikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan kurikulum muatan local merupakan
kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang
disusun oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
Kurikulum yang digunakan di kelas inklusi adalah kurikulum
anak normal (reguler) yang disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan
awal dan karakteristik siswa. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara: (1)
Modifikasi alokasi waktu, (2) Modifikasi isi/materi, (3) Modifikasi proses
belajar-mengajar, (4) Modifikasi sarana-prasarana, (5) Modifikasi lingkungan
belajar, dan (6) Modifikasi pengelolaan kelas.
Manajemen Kurikulum (program pengajaran) Sekolah Inklusi
antara lain meliputi: (1) Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan
awal dan karakteristik siswa (anak luar biasa); (2) Menjabarkan kalender
pendidikan; (3) Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar; (4)
Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan persiapan
pelajaran; (5) Mengatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan
ekstrakurikuler; (6) Mengatur pelaksanaan penilaian; (7) Mengatur pelaksanaan
kenaikan kelas; (8) Membuat laporan kemajuan belajar siswa; (9) Mengatur usaha
perbaikan dan pengayaan pengajaran.
4.
Manajemen Tenaga
Kependidikan
Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik
(Guru), Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber
belajar.
Guru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus.
Guru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus.
Manajemen tenaga kependidikan antara lain meliputi: (1)
Inventarisasi pegawai; (2) Pengusulan formasi pegawai; (3) Pengusulan
pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi; (4) Mengatur
usaha kesejahteraan; (5) Mengatur pembagian tugas.
5.
Manajemen Sarana-Prasarana
Di samping menggunakan sarana-prasarana seperti halnya anak
normal, anak luar biasa perlu pula menggunakan sarana-prasarana khusus sesuai
dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak.
Manajemen sarana-prasarana sekolah bertugas merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi
kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan
secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.
6.
Manajemen Keuangan/Dana
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen
lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan
biaya.
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu
dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan
identifikasi input siswa, (2) Modifikasi kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga
kependidikan yang terlibat, (4) Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan
peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Pada tahap perintisan sekolah inklusi, diperlukan dana
bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Namun untuk penyelenggaraan program selanjutnya, diusahakan agar sekolah
bersama-sama orang tua siswa dan masyarakat (Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah), serta pemerintah daerah dapat menanggulanginya.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator; (2) Ordonator; dan (3)
Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator
adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran
atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah
ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban. Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai
Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai
fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak
atas pembayaran.
7.
Manejemen Lingkungan (Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat)
Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral
dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber
daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya
yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat
terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia
pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat
terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia
pada daerah tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam
pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut
memiliki†sekolah di
daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan
tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah
dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat
setempat terlibat pula memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia
berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain
dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik
program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan
dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah
yang bersangkutan.
8.
Manajemen Layanan Khusus
Oleh karena para siswa sekolah inklusi terdiri atas anak-anak
normal dan anak-anak luar biasa, agar anak-anak luar biasa tidak sampai
terabaikan, dapat dilakukan manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus ini mencakup manajemen kesiswaan,
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pendanaan, dan lingkungan.
Kepala sekolah dapat menunjuk stafnya, terutama yang memahami ke-PLB-an, untuk melaksanakan manajemen layanan khusus ini.
Kepala sekolah dapat menunjuk stafnya, terutama yang memahami ke-PLB-an, untuk melaksanakan manajemen layanan khusus ini.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Seperti yang kita ketahui bahwa manejemen adalah mengatur
lingkungan untuk proses pembelajaran. Sedangkan lingkungan pembelajaran adalah segala
macam kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Jadi
manajemen lingkungan pembelajaran adalah proses pembelajaran dalam suatu tempat
untuk menunjang terjadinya pembelajaran.
Manajemen
mempunyai fungsi sebagai perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating)
dan pengawasan (controlling) yang nantinya teraplikasikan pada
pendidikan di sekolah alam maupun sekolah berbasis teknologi yang tak lepas
dari prinsip-prinsip manajemen pendidikan yang di mana akan mendukung
terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien.
SARAN
Sebagai penulis, kami
menyadari akan kesalahan dan kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, terima kasi atas
pastisisipasi untuk membaca makalah ini. Kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun dan memotivasi kami dari para pembaca guna menyempunakan isi
pembahasan topik ini yang bias terelalisir.
Akhir kata, Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Bandung:
Tarsito, 1986.
Mahmuddin.manajemenlingkunganpembelajarandisekolahdasar.(Online),(di unduh pada tanggal 03 april
2012), http://mahmuddin.wordpress.com/2010/02/18/manajemen-lingkungan-pembelajaran-berbasis-psikologi/
. manajemenpendidikan. (Online),
(diunduh pada 07 april 2012), http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-pendidikan.html
Wanto. manajemendanpendidikan. (Online),
(diunduh pada 07 april 2012), http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-pendidikan.html
www.sekolahalam.org
. ditplb. (Online), (di unduh pada 07 April 2012), http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=54
Manajemen lingkungan pembelajaran (Sekolah Alam dan sekolah Berbasis Informasi Teknologi ) terhdap oendidikan
4/
5
Oleh
Azhar