Ini dia
alasan fakultas tarbiyah tetap dengan sistem SKS paketnya
Tidak lama
lagi masa pembayaran spp dan krs akan berakhir. ya sejak artikel ini ditulis
berarti 3 hari lagi masa pembayaran spp akan berakhir. Tepat senin sore 27/8
lalu, saya sengaja sempatin diri berkunjung ke siaka fakultas yang saat itu
sangat rame oleh maba yang urus krs , mahasiswa lama yang pengen wisuda, dan
beberapa mahasiswa yang bermasalah dengan nilai dan portalnya. Seusai orang2
berkepentingan mulai lenyap dari siaka, sayapun ambil kesempatan mewawancarai
salah satu staf siaka fakultas yang akrab dipanggil ka alim. Ada banyak hal
yang sempat kami bincangkan, berikut dah saya kasi listnya
-
Mengapa sich fakultas tarbiyah
masih tetap dengan sistem paketnya
-
Parah!!
banyak calo pasang tarif 25rb buat pengurusan krs maba
-
Isi
krs di luar Siaka, dipastikan banyak maba yang salah karena tidak mengerti
-
Harus ngak sich ngumpul KRS di
akademik?
-
Walaupun
sistem paket, FTK tetap ikut sistem yang berlaku
-
Mahasiswa
yang yang sks maksimumnya tidak mecapai standar sks paket semester.
-
Banyak
topik lagi
Dari sekian banyak topik tersebut, ngak etis klo dibahas dalam satu artikel ini. Sory tulisan kali ini agak lepas sehubungan kondisi malam yang semakin dini, dan bila tulisan ini saya tunda ke hari berikutnya, maka jauh kemungkinan artikel ini akan terbit.. soalnya akan banyak topik yang bakalan buat saya lupa akan artikel ini.
Bact to the
main point. Kenapa sich FakTar
masih eksis dengan sistem paketnya. singkat kata, faktar itu adalah
fakultas terbesar di kampus kita dengan jumlah mahasiswa terbesar pula. Namun
jika dilihat dari jumlah mahasiswanya
yang sangat banyak, faktar masih memiliki jumlah dosen yang sangat terbatas, jumlah dosen
LBpun masih sangat banyak, selain itu jumlah ruang kelaspun sangat terbatas, saking terbatasnya
mahasiswa lama terpaksa di drop di kampus 1 sehingga sangat tidak mendukung
untuk pelaksanaan sistem belanja, diamana pada sistem yang ideal jumlah
maksimal dalam satu kelas skitar 25-30an (inilah yang biasanya berlaku di sistem
belanja). Jadi inti sebenarnya sich dimasalah ruangan, tentunya jika ruangan
banyak maka otomatis jumlah dosenpun akan jadi banyak juga. Jadi dalam hal ini
faktar memang belum siap untuk sistem belanja
Harus ngak
sich ngumpuling krs ke akademik seperti layaknya di fakultas yang menganut sistem
belanja sks?
Jika
ditanya apaan sich krs?
Mungkin
semua akan menjawab ya kartu rencana studi.
Dilihat
dari namanya sich krs ini sudah mulai ngak jaman, soalnya beberapa kampus sudah
menghilangkan yang namanya pengumpulan krs (fisik) jadi cukup melakukan
pengisian online, beress deh urusan, bahkan semuanya cukup dilakukan secara
online jadi ngak ada lagi yang namanya kertas kartu segala macam. Nah Fungsi
krs selain untuk merencanakan mata kuliah, ada juga fungsi utama yang ngak
kalah penting untuk diketahui, ini dia
yang mungkin banyak yang tidak tahu.
Di sistem belanja sks, KRS sangat diperhatikan
oleh pihak akademik,
dalam hal ini bagian akademik/jurusan akan merujuk ke krs fisik mahasiswa untuk
validasi data, sehingga dalam
mencetak absen perkuliahan, KRS (fisik) menjadi rujukan utama. Mahasiswa
yang tidak kumpul KRS sudah tentu tidak ada namanya di absen.
Bagaiamana dengan proses cetak absen di
Tarbiyah.
Beda halnya
dengan fakultas tarbiyah yang sampai saat ini masih pake sistem paket yang sebenarnya tidak harus isi KRS
karena semua Rencana Studi mahasiswanya sudah ditentukan pihak
akademik fakultas/jurusan.
Nah proses
cetak absen di tarbiyah tidak
lagi merujuk ke KRS fisik mahasiswa, melainkan langsung dari database dari
portal online, kemudian dicetak. jadi mahasiswa tarbiyah yang tidak
tercantum namanya di absen adalah mereka yang tidak isi krs online di portal,
bukan mereka yang tidak kumpul KRS di jurusan atau di akademik, lagi-lagi karena tidak adanya
data mereka di portal.
INI Terjadi
Bukti
Konkrit ne, pada TA 2012-2013 lalu di FAKTAR ada 3 orang dengan kasus berbeda
Ada satu
teman yang isi krs online kemudian di kumpul di akademik.
satu teman Cuma isi krs online dan tidak kumpul krsnya di akademik
satunya
lagi tidak sama sekali
nah
ternyata setelah absen jadi. Hanya teman ke-3 yang tidak
ada namanya di absen.
Dari sini
dapat disimpulkan isi krs
online adalah keharusan sedangkan pengumpulan krs di akademik tidak ada pengaruhnya terhadap
absen.
Terlepas dari
semua itu, perlu diketahui pihak akademik tidak semerta-merta mengharuskan
kumpul krs ke akademik tanpa alasan.
Pihak akademik
mengharuskan pengurusan dan pengumpulan krs agar supaya komunikasi antara
mahasiswa dan Penasehat Akademik (PA) terjalin baik, berawal dari keprihatinan
di masa lalu bahwa banyak mahasiswa yang tidak mengenal PAnya hingga mereka
tamat.
PA itu sangat
penting
Mahasiswa itu
manusia dewasa yang tentunya dewasa juga dalam memilih sikap, namun sedewasa
apapun seseorang, tetap saja orang tersebut membutuhkan nasehat dari seorang yang
sudah berpengalaman. Di sisi lain memang masih banyak mahasiswa yang belum
dewasa dalam bersikap, masih bayak teman2 mahasiswa yang kuliahnya kadang
hadir, kadang tidak. Dan kalaupun hadir dia tidak tahu mata kuliah apa yang
sedang ia pelajari (teman saya), keberadaannya bagaikan ketiadaanya.. ya
kasiankan, merugikan diri sendiri dan juga orang tuanya yang dirumah sudah
susah payah cari rezeki untuk biaya spp anaknya.
Nah PA inilah yang dapat
membantu menyelesaikan masalah mereka khususnya yang berkaitan dengan akademik.
Jadi menurut bagian akademik kumpul KRS masihlah
penting, agar komunikasi dengan PA tetap harmonis.
Ini dia alasan fakultas tarbiyah tetap dengan sistem SKS paketnya
4/
5
Oleh
Azhar
2 comments
Ok.. thank U infonya kk
ReplyNice artikel. Luar biasa infonya.
Reply