Tuesday, December 11, 2012

Mahasiswa Makassar punya kurikulum demo, benarkah?

Dikutip dari Radio Suara Celebes Morning Etnas dengan topik demo mahasiswa terkait demonstrasi yang terjadi senin (10/12) kemarin.

Demonstrasi atau yang biasa disingkat dengan demo bukanlah hal baru di kota kita Makassar, bahkan ada kutipan dari teman luar Sulawesi “di Makassar kok banyak aksi demo ya, memangnya perkuliahan disana ada kurikulum demo ya?” mendengar kutipan tersebut, saya hanya bisa senyum, sambil berpikir “Kenapa ya, padahal di kota lain di negeri ini tidak segitunya??”, lebih uniknya lagi yaitu ketika saya mengikuti suatu kajian pada suatu organisasi, kata oratornya “demo itu harus ada yang dikorbankan, supaya suara kita didengar. Padahal setahu saya organisasi tersebut adalah organisasi intelektual.”

Aspirasi tidak selamanya harus dituangkan dalam Aksi demo, apalagi demo dengan tujuan general, tujuan general yang dimaksud adalah tuntutan untuk mengentaskan korupsi di negeri ini, soalnya objek yang dituju adalah anonim, yaitu seluruh koruptor, “andaikan demo dilakukan untuk persoalan yang tak kunjung selesai, terkait nama seseorang, sah-sah saja demo dilakukan” ungkap penelepon suara celebes yang diklaim juga sebagai mantan aktivis

Aksi lempar oleh demonstran
Dan berikut beberapa suara penelepon dan juga sms yang masuk di suara Celebes
“Mengapa mahasiswa harus demo melawan korupsi, bukankah mereka  juga korupsi, waktu kami yang seharunya singkat,  menjadi lebih lama karena dikorupsi mahasiswa”
“Mahasiswa membawa aspirasi masyarakat, pertanyaanya: masyarakat mana?, adakah masyarakat yang senang dengan aksi mereka yang merugikan?”
“dari jam 3 sampai jam 6 hanya bisa menempuh 1,5 KM”
“Kemarin hampir ada pasien saya yang tidak tertolong karena terjebak macet”

demo yang seharusnya membawa aspirasi untuk keperluan masyarakat, justru tidak kita temui pada banyak aksi demo, bukannya membawa aspirasi masyarakat, malah membawa kerugian bagi masyarakat, kemacetan dijalan yang berkepanjangan, bahan bakar yang terbuang sia-sia, dan waktu yang tersia-siakan.  Bayangkan jika ada pasien sekarat berada dalam ambulance, terjebak lagi dalam kemacetan, lantas meninggal dalam ambulance karena operasi yang sahrusnya dapat segera dillaksanakn tak kunjung dilksanakan, pantaskah demostran dimaafkan?

Mobil plat merah yang dirusaki oleh demonstran
mengapa demo seakan menjadi jalur utama untuk menyampaikan aspirasi, bukankah banyak jalan yang tidak merugikan masyarakat bisa ditempuh oleh mahasiswa, bukankah mahasiswa adalah kaum intelektual yang menjadi teladan bagi masyarakat

Silakan beropini dengan menambahkan komentar anda dibawah!

Sumber gambar : tribunnews.com dan antaranews.com

Artikel Terkait

Mahasiswa Makassar punya kurikulum demo, benarkah?
4/ 5
Oleh

Berlangganun

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email