Dosen Pengampu : Umi Kusyairy, S.Psi., M. A.
Tugas : Kelompok
IV(empat)
Model
Pembelajaran
Berbasis
Teori Psikologi (Langsung, Kooperatif, Masalah, dan Gabungan)
Disusun
oleh :
Desriana(20400111025)
Dirwan L.(20400111027)
Fitri
Amaliyah(20400111037)
English
Education Department
Tarbiyah
and Teaching Faculty
Alauddin
State Islamic University of Makassar
2012/2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.,Tuhan semesta
alam yang telah menghendaki terselesainya tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Salawat berbingkai salam tak lupa kita juga kami lantunkan kepada
junjungan Nabi kita Muhammad SAW., yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benderang yakni Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Makalah dengan
topik pembahasan “Model Pembelajaran Berbasis Teori Psikologi (Langsung,
Kooperatif, Masalah, dan Gabungan)” ini disusun dengan ringkas,dengan harapan
agar pembaca dapat memahami dan mengamalkan ilmunya. Terselesaikannya pembuatan
makalah ini, tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada;
1.
Dosen pembimbing mata kuliah
studi Psikologi Pendidikan,
2.
Semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami
menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
mohon kritk dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan isi
dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua.
Penyusun,
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.
Latar Belakang........................................................................................... 3
2.
Rumusan Masalah...................................................................................... 3
3.
Tujuan Makalah......................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
A. Pengertian
Model Pembelajaran.................................................................. 4
B.
Macam-Macam Model Pembelajaran.......................................................... 5
C.
Peran Psikologi Dalam Model Pembelajaran.............................................. 11
BAB III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
B.
Saran.......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya guru adalah seorang
pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya
untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat
menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian guru harus menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan
menggunakan yang model pembelajaran berbeda dengan kelas lain. Untuk itu,
seorang guru harus mampu menerapkan berbagai model pembelajaran agar bisa
menciptakan sistem pembelajaran yang efektif dan kondusif. Berdasar dari fakta
di atas, disini kami akan memberikan pembahas tentang beberapa model
pembelajaran yang berbasis teori psikologi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja model pembelajaran yang
berbasis teori psikologi ?
2.
Apa saja peran penting psikologi dalam pembelajaran ?
C.
Tujuan Makalah
1.
Untuk mengenal dan mengetahui
macam-macam model pembelajaran,
2.
Dapat membedakan model-model
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendidikan
memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu,
kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan model
yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi
pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik.
Berikut ini
adalah pengertian model pembelajaran menurut
pendapat para tokoh pendidikan antara lain:
1.
Agus Suprijono : pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial.
2.
Mills : “model adalah bentuk representasi
akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu”.
3.
Richard I Arends : model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa, model pembelajaran adalah suatu pola atau bentuk
representasi yang digunakan sebagai pedoman yang mengacu pada pendekatan yang
akan digunakan ,termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran.
B. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN YANG
BERBASIS TEORI PSIKOLOGI
1. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
a. Pengertian
Pembelajaran Langsung
Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed to promote
student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well
structured and can be taught in a step-by-step fashion”. Artinya: Model
pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa
dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah.
b. Macam-Macam
Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam
pembelajaran langsung antara lain :
1. Ceramah,
merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada
sejumlah pendengar.
2. Praktek dan
latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung
dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian
informasi yang mirip dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih
sedikit.
4. Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian
informasi yang mirip dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi
pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
5. Questioner
6. Mencongak
c. Ciri-Ciri
pada Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Proses
pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2. Suasana
kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada
proses terjadinya pembelajaran.
4. Materi ajar
bersumber dari guru.
d. Tujuan
Pembelajaran Langsung
Model
pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai
dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini
cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model
pembelajaran yang lain.
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Langsung
Kelebihan pembelajaran langsung adalah memberikan
kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan
menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus
diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model
pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada
proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih terstruktur.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran ini, yaitu
guru lebih mendominasi kelas. Di mana semuanya berasal dari guru, baik itu
berupa materi maupun kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Di sini guru lebih
aktif dibanding siswa . Sehingga siswa menjadi pasif.
2. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut
Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa
bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan
Wikandari, 2000:25).
Eggen dan
Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan
strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam
mempelajari sesuatu.
b. Macam-Macam
Model Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 macam
model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu;
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
Metode STAD
(Student Achievement Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal
maupun tertulis.
Langkah-langkah
:
a. Siswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok.
b. Tiap anggota menggunakan lembar kerja.akademik,
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusi.
c. Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui
penguasaan materi.
d. Tiap siswa dan tiap TIM diberi skor atas penguasaannya
terhadap materi, yg meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
2. Group Investigation (GI)
Dirancang
Herbert Thelen,diperluas dan diperbaiki oleh Sharn() dkk, dibandingkan dg
metode STAD & Jigsaw, metode GI dipandang sebagai metode yang paling
kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif karena
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya
melalui investigasi.
Langkah-langkah
;
a.
Seleksi topik
Seleksi topik adalah pemilihan materi yang akan
digunakan dalam metode ini.
b.
Merencanakan kerja sama
Dalam metode ini, para pelajar diajarkan untuk belejar
melakukan suatu perencanaan yang mana bertujuan untuk berkerja sama antar
anggota.
c.
Implementasi
d.
Analisis dan Sintesis
Melakukan
analisa terhadap suatu masalah ataupun tugas yang diberikan. Dan sintesis
merupakan suatu hasil dari analisa itu sendiri.
e.
Penyajian
hasil akhir
Para
pelajari, diharuskan untuk menyajikan atau mempersentasikan hasil akhir dari
langkah-langkah ini.
f.
Evaluasi selanjutnya
Terakhir, yaitu merupakan penilaian yang dilakukan
terhadap masing-masing pelajar.
3. Jigsaw
Dikembangkan
oleh Slavin dkk (1997)
Langkahnya :
a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok,anggotanya
5-6 yang karakteristiknya heterogen.
b. Bahan
yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
c. Anggota
dari beberapa tim yang berbeda bertanggung jawab mempelajari suatu bagian
akademik yang sama,berkumpul,saling membantu mengkaji bagian bahan
tersebut.Kumpulan siswa disebut kelompok pakar (expert group)
d. Para
siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar
anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
e. Setelah
diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai
bahan yang pernah dipelajari.
f. Pemberian
skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi
penghargaan oleh guru.
4. Structural
Approach
Sedangkan
dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
a. Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca
dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
b. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada
pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
Model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan,
dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).
a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan
pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas,
b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin
dicapai oleh siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa
menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:
1. Struktur tujuan individualistik,
2 . Struktur tujuan kompetitif,
3. Struktur tujuan kooperatif.
c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan
yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan
bersama anggota kelompok.
c. Ciri-Ciri
dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut
Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
2.
kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3.
jika mungkin, anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
4.
penghargaan lebih berorientasi pada
kelompok dari pada individu.
Pembelajaran
kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M.,
dkk., 2000: 10),
a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
perlengkapan pembelajaran.
b.
Menyampaikan
informasi.
c.
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d.
Membantu
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
e.
Evaluasi
atau memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan.
d. Tujuan
Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga
tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai
berikut:Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
yang sulit.
1.
Penerimaan
yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama
lain.
2.
Mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak
anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Dan ini juga
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif menunjuk pada teori belajar
behaviorisme.
e. Ketrampilan
Pembelajaran Kooperatif
Melalui
model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi
juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk.
(2000:47-55), antara lain:
1.
Keterampilan-keterampilan
Sosial
2.
Keterampilan
Berbagi
3.
Keterampilan
Berperan Serta
4.
Keterampilan-keterampilan
Komunikasi
5.
Pembangunan
Tim
6.
Keterampilan-keterampilan
Kelompok
f. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Kooperatif
Lingkungan belajar
dan sistem pengelolaan
pada model pembelajaran koperatif ini
dicirikan oleh proses
demokrasi dan peran
aktif siswa dalam menentukan apa
yang harus dipelajari
dan bagaimana mempelajarinya. Dalam pengaturan lingkungan diusahakan agar
materi pembelajaran yang lengkap tersedia dan
dapat diakses setiap
siswa, serta guru menjauhi
kesalahan tradisional yakni secara ketat mengelola tingkah-laku
siswa dalam kerja kelompok. Adapun kekurangan tidak begitu banyak, contohnya
guru tidak berperan aktif dalam sistem belajar mengajar tentunya(kebalikan dari
Model Pembelajaran langsung). Dan terkadang dalam pembelajaran kooperatif, para
pelajar hanya banyak bercerita(gosip).
3. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
a. Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk
mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).
b. Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam
pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain :
1.
Pembelajaran
berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang
memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
2.
pembelajaran
berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan pembelajaran
yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang
benar dan nyata.
3.
belajar
otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa
mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam
konsteks kehidupan nyata.
4.
Pembelajaran bermakna (anchored
instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan
memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
c. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan
Masalah
Ciri-ciri
dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends
(2001 : 349), antara lain :
1.
Pengajuan
pertanyaan atau masalah.
2.
Berfokus pada keterkaitan antar
disiplin.
3.
Penyelidikan
autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis,
dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen
(jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4.
Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5.
Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan
masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling
sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan
motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Pengajaran
berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru
memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian
dan analisis hasil kerja siswa.
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim,2000:13). Kelima
langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah berikut,
1.
Tahap-1
Orientasi
siswa pada masalah
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.
2.
Tahap-2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar.
Guru
membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3.
Tahap-3
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4.
Tahap-4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya.
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
5.
Tahap-5
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
d. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan
untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom
dan mandiri (Ibrahim, 2000 : 7).Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh
dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu
para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran.
Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di
sekitarnya.
e. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Ibrahim
(2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional.
Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
1.
Mengajukan masalah atau
mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2.
Memfasilitasi/membimbing
penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/
percobaan.
3.
Memfasilitasi dialog siswa.
4.
Mendukung
belajar siswa.
f. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis
Masalah
Lingkungan belajar
dan sistem pengelolaan
pada model pembelajaran berbasis masalah ini
dicirikan oleh adanya
sifat terbuka, proses
demokrasi, dan peranan aktif
siswa. Keseluruhan proses
diorientasikan untuk membantu
siswa menjadi mandiri, otonom, percaya
pada keterampilan intelektual
sendiri melalui keterlibatan
aktif dalam lingkungan yang berorientasi pada inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari model
pembelajaran berbasis masalah, yaitu tugas guru hanya membantu para siswa
merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek
pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di
sekitarnya.
4.PEMBELAJARAN GABUNGAN
Pembelajaran gabungan merupakan rangkuman
dari kelebihan-kelebihan ketiga model pembelajaran yaitu model pembelajaran
langsung, model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis
masalah.
Adapun kelebihan-kelebihan dari ketiga model
pembelajaran ini , antara lain :
1.
Kelebihan pembelajaran langsung adalah memberikan kesempatan siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan
gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan
model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang
terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
terstruktur.
2.
Lingkungan belajar
dan sistem pengelolaan
pada model pembelajaran koperatif ini
dicirikan oleh proses
demokrasi dan peran
aktif siswa dalam menentukan apa
yang harus dipelajari
dan bagaimana mempelajarinya. Dalam pengaturan lingkungan diusahakan agar
materi pembelajaran yang lengkap tersedia dan
dapat diakses setiap
siswa, serta guru menjauhi
kesalahan tradisional yakni secara ketat mengelola tingkah-laku
siswa dalam kerja kelompok.
3.
Lingkungan belajar
dan sistem pengelolaan
pada model pembelajaran berbasis masalah ini
dicirikan oleh adanya
sifat terbuka, proses
demokrasi, dan peranan aktif
siswa. Keseluruhan proses
diorientasikan untuk membantu
siswa menjadi mandiri, otonom,
percaya pada keterampilan intelektual
sendiri melalui keterlibatan
aktif dalam lingkungan yang berorientasi pada inkuiri terbuka dan bebas
mengemukakan pendapat.
C.
PERAN PENTING PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Beberapa peran penting psikologi dalam proses
pembelajaran adalah :
Menurut Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan
psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan
orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan
pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses
pendidikan dan di dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam
pendidikan dan pengajaran banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan,
perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar.
Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan atas masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam
proses pendidikan,
2. Pengaruh pembawaan dan
lingkungan atas hasil belajar,
3. Teori dan proses belajar ,
4. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar,
5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan
informal atas diri individu,
6. Pengaruh kondisi sosial anak
didik atas pendidikan yang diterimanya,
7. Nilai sikap ilmiah atas
pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan,
8. Pengaruh interaksi antara guru
dan murid dan antara murid dengan murid,
9. Hambatan, kesulitan,
ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses pendidikan
,
10. Pengaruh perbedaan individu
yang satu dengan individu yang lain dalam batas kemampuan belajar .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu,
kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan
metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari
materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun metode-metode yang digunakan
antara lain, metode pembelajaran berbasis teori psikologi baik secara langsung,
kooperatif, masalah, maupun gabungan.
Saran
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca guna menyempunakan isi pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
_________, dkk. 2000. Pembelajaran Koperatif. Surabaya : Unesa-University
Press
__________.Modelmodelpembelajarandisekolahdasar,(Online),(diunduh pada tanggal 28
Februari 2012, http://kantiti0710.blog.uns.ac.id/2010/11/model-model-pembelajaran-di-sekolah-dasar/#more-78)
__________.Pengertiandandefinisipsikologi,(Online),(diunduh pada tanggal 9 Maret 2012, http://sutondoscript.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-definisi-psikologi.html)
__________.Pengertianmodelpembelajaran,(Online),(diunduh pada tanggal 10 Maret 2012, http://zonainfosemua.blogspot.com/2010/11/pengertian-model-pembelajaran-dari.html)
Ibrahim, M. & Nur, M. 2000. Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Surabaya :
Unesa-University Press
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. PembelajaranKooperatif. Surabaya:
University Press
Slavin, R.E. 1995. Cooperative
Learning,Theory, Research, and Practice,Second Edition.Boston:Allyn and
Bacon.
Daftar Pertanyaan
1.
Edwin Adnan :
Apakah ada kelebihan dan kelemahan dari model
pembelajaran langsung dan model pembelajaran kooperatif?
2.
Emilia :
Seberapa pentingkah bagi seorang guru dalam menentukan teori apa saja yang harus dipetakan sebelum melaksanakan
proses belajar-mengajar agar menjadi pembelajaran yang efektif?
3.
Fachruddin Nur Hidayat : Apa saja hasil akhir dari
model-model pembelajaran yang bisa didapatkan?
4.
Dwi Oktaviani :
Pada ciri-ciri model pembelajaran langsung yaitu
lebih mengutamakan keluasan materi ajar dibanding dengan proses belajar itu
sendiri, Jelaskan pernyataan tersebut! Dan apa saja yang didapatkan dari model
pembelajaran berbasis masalah itu sendiri?
5.
Andi Winda Sri Lestari : Apakah yang di maksud
dengan karakteristik heterogen?
Model Pembelajaran Berbasis Teori Psikologi (Langsung, Kooperatif, Masalah, dan Gabungan) - Psikologi Pendidikan
4/
5
Oleh
Azhar